Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kane-dependencia Meresahkan Timnas Inggris Jelang Euro 2024

28 Maret 2024   09:57 Diperbarui: 29 Maret 2024   07:58 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Kane berselebrasi seusai mencetak gol dalam laga antara Inggris vs Italia (17/10/23). (Sumber: GLYN KIRK/AFP ia kompas.com)

Harry Kane sebagai Otak Permainan Timnas Inggris

Mempunyai posisi sebagai ujung tombak, tidak serta merata membuat Harry Kane hanya bertugas sebagai pencetak gol semata. Pemilik rekor gol terbanyak Timnas Inggris ini juga merupakan otak permainan dalam transisi menyerang.

Ia kerap turun bertahan hingga melewati tengah lapangan, dan menjadi pemain prioritas untuk diberi umpan ketika timnya berhasil menggagalkan serangan lawan.

Selanjutnya, Kane yang punya visi bermain luar biasa, akan mengalirkannya ke sisi sayap kepada Bukayo Saka ataupun Phil Foden. Sambil menunggu pemain tersebut melakukan tusukan, ia akan dengan cepat berada di kotak penalti lawan untuk melakukan decoy (pengalihan) atau menyelesaikan peluang. 

Skema inilah yang membuat serangan balik Timnas Inggris bisa begitu efektif, karena keahlian Kane menjaga dan mengalirkan bola. Umpan jarak jauhnya juga sangat akurat untuk seorang striker. 

Lihat catatan assistnya di Munchen musim ini, 12 kali. Sementara di Timnas Inggris ia sudah mencetak 19 assist dari total 83 penampilan.

Merujuk pada dua laga kemarin melawan Brasil dan Belgia, tentu Timnas Inggris sangat kehilangan peran Harry Kane.

Melawan Brasil menggunakan Ollie Watkins sebagai striker cepat, serangan yang dipimpin Phil Foden dan Anthony Gordon di sisi sayap serampangan tanpa arah. Mereka cepat, tetapi tumpul dalam mengkreasikan peluang emas.

Agak lebih membaik ketika melawan Belgia, dengan Ivan Toney mempunyai karakteristik serupa Harry Kane. Bola lebih cenderung sering ke kotak penalti dibandingkan ketika melawan Brasil, karena Toney cukup kuat melakukan ball-covering.

Perbedaan jelas antara Kane dan Toney ada di visi permainan. Toney yang sering jatuh dilanggar oleh Jan Verthongen di laga itu membuat aliran bola menjadi mandek. Biasanya jika Kane menghadapi hal ini, ia akan drop lalu melakukan pergantian posisi dengan Jude Bellingham.

Maksud Gareth Southgate dengan keberadaan Ivan Toney adalah menyamakan skema seperti ketika Harry Kane main. Tetapi komunikasi dan chemistry di dalam skuad belum cukup baik, karena Toney sendiri baru punya dua caps sejauh ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun